Maafkanlah Aku

Hati memang sungguh perasa hebat. Bisa merasakan semua yang dirasa. Rasa senang yang mewakili semua momen membahagaikan. Rasa sedih yang memendam segala tangis air mata. Rasa emosi yang mengundang bisikan setan yang pasti tak baik. Juga rasa bersalah yang lahir dari tingkah laku ucapan yang terucap dan terlaku tidak sesuai maksud hati.

 

Pagi ini aku merasa bersalah. Aku seringkali mengecewakan orang-orang di sekelilingku karena kesalahanku. Semua orang yang tahu aku salah, membiarkanku begitu saja. Membuatku terbiasa melakukan salah. Tapi entah mengapa kali ini aku sangat amat merasa bersalah. Saking begitu dalamnya rasa bersalahku, sampai merasa aku bukan siapa-siapa di dunia ini. Tanpa aku, mungkin semuanya akan baik-baik saja.

 

Semalam, seorang peri baik hati datang kepadaku. Membuka sebuah cerita tentang kesalahanku. Yang membuka mata kesadaranku akan semua salahku. Malam itu seakan semua orang menunjuk kepadaku. Menuntutku dengan segala rasa kecewa mereka yang disebabkan oleh kegagalanku.

Kemudian peri cantik itu pergi. Meninggalkanku yang terduduk lemas menutup wajah. Menyesali ketidakberdayaanku melawan rasa bersalah. Dari langit ia menjatuhkan sebuah kertas tergulung oleh pita. Aku membuka dan membacanya. Sebuah kalimat yang membuatku bangkit.

Aku bukan bermaksud membuatmu terluka. Aku ingin kamu mengobati lukamu. Agar kau menjadi orang yang bersih tanpa luka. Kembali terlahir suci seperti ketika ayahmu mengadzanimu dan memberikanmu nama.”

Lalu aku seakan melihat ayah menggendongku setelah dimandikan oleh ibu bidan itu. Aku menangis tanpa dosa. Aku mendengar suara ayah melantunkan adzan tepat di telinga kananku. Aku mulai tenang. Merasa nyaman di pelukan ayah. Aku tertidur.

Sejurus kemudian aku terbangun dari tempat tidurku tanpa pelukan ayah lagi. Tersadar tubuh ini sudah tak lagi kecil. Dengan banyak dosa yang telah diperbuat. Aku mengusapkan wajahku dengan air. Menyiram setan-setan yang masih mencoba bergelayutan di pelopak mataku. Rasa bersalah ini semakin kuat menyesakkan hati. Aku ingin segera meminta maaf pada orang-orang sekitarku. Aku beristighfar mengaku salah.

Semoga Tuhan mengampuni kesalahanku, seperti Dia mengampuni Adam dan Hawa yang telah berlaku dosa di surga dengan mempertemukan mereka lagi di bumi. Menghadirkan sebuah rasa bahagia setelah rasa bersalah.

Untuk siapapun:

atas semua maksud baik namun kata terucap salah, atas semua niat suci namun tindakan terlaku dosa, dan atas apa pun itu-maafkanlah aku.

 

 

Image
~Nastamir fii waqtin akhor~
Categories: Uncategorized | Tags: | 2 Comments

Post navigation

2 thoughts on “Maafkanlah Aku

  1. keren-keren.
    tapi tolong dong, tinggalkan diksi yang lebih baik lagi buat para akadidisme ini 😀

Leave a comment

Blog at WordPress.com.